Proses Sosialisasi pada Anak Balita
Hidup di dalam masyarakat pasti memerlukan sosialisasi antar warga agar terjalin suatu hubungan yang baik dengan sesama manusia. Sosialisasi dapat kita ajarkan kepada anak sejak masih balita. Hal ini dapat menstimulasi perkembangan sosial anak untuk mengenal orang lain selain anggota keluarga. Untuk mengawali sosialisasi pada anak balita ada istilah tahap persiapan. Tahap persiapan usia balita adalah tahap dimana seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna.
Pengasuhan anak yang dilakukan sepenuhnya oleh keluarga membuat apa yang diajarkan dan diharapkan oleh keluarga kepada anak dapat dilihat dan diterima oleh anak karena orang tua dapat memantau dan mengontrol perkembangan anak. Misalnya, orang tua mengajarkan pada anak untuk mengucapkan kata “ibu” dan anak mampu mengucapkannya “buk”. Makna kata tersebut juga belum dipahami tepat oleh anak. Lama-kelamaan anak memahami secara tepat makna kata “ibu” tersebut dengan kenyataan yang dialaminya.
Pedesaan VS Perkotaan
DesaProses sosialisasi anak balita pada masyarakat desa dilakukan secara penuh oleh agen sosialisai utama yaitu keluarga. Pada umumnya, perempuan di desa yang sudah menikah tidak bekerja dan hanya mengurus keperluan rumah tangga sehingga ketika dalam sebuah keluarga memiliki anak maka urusan pengasuhan anak dilakukan sepenuhnya oleh ibu.
Kota
Pada masyarakat kota urusan pengasuhan anak tidak sepenuhnya dilakukan oleh ibu. Kehidupan kota yang menuntut biaya hidup yang lebih mahal daripada di desa serta kedudukan wanita yang sama oleh lelaki karena telah memiliki pendidikan membuat banyak wanita kota yang bekerja untuk menopang perekonomian keluarganya. Sehingga banyak ibu-ibu rumah tangga yang memiliki anak balita menyerahkan pengasuhan anaknya kepada baby sister, tetangga, maupun keluarga terdekatnya.
Proses pengenalan kebiasaan-kebiasaan pada tahap persiapan bagi anak harus terjalin kerjasama antara orang tua dengan pengasuh anak. Agar harapan-harapan orang tua terhadap anak dapat terbentuk. Misalnya, orang tua mengajarkan untuk makan tepat waktu kepada anaknya dan hal tersebut disampaikan kepada pengasuhnya kemudian pengasuh dapat melanjutkan dan menerapkan kebiasaan tersebut.
Belum ada Komentar untuk "Proses Sosialisasi pada Anak Balita"
Posting Komentar
Jika ada yang kurang dipahami atau ingin didiskusikan silahkan tinggalkan komentar di bawah. Terima kasih